Kamis, 10 Maret 2016

CARA MENGATASI RETAK PADA DINDING



Perubahan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau, perbedaan suhu dari dingin menjadi panas adalah hal yang lazim kita rasakan dalam kehidupan ini. Kondisi perubahan ini membawa pengaruh terhadap rumah dan bangunan di mana kita tinggal dan beraktifitas.
Pernahkah anda mengalami kebocoran atap? Pernahkah anda memperhatikan retak-retak pada dinding? Hal tersebut timbul salah satu faktor pemicunya adalah perubahan cuaca dalam hal ini adalah suhu atau temperatur. Pada tulisan saya kali ini, saya mencoba mengamati retak pada dinding.

DINDING
Semua tentu mengenal istilah dinding, sewaktu kita masih kecil akrab sekali dengan lagu “cicak-cicak di dinding” bukan?. Ya, Dinding adalah salah satu komponen dalam bangunan atau rumah. Dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:
1. Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas.
2. Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan belakang.
3. Penambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan modern seringkali tampilan dinding luar diekspose sedemikian rupa untuk menambah daya tarik suatu bangunan tersebut.
4. Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruang dapur  dan ruang-ruang lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-masing ruangan memiliki funsi yang berbeda.
5. Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear wall), Umumnya terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak teratur dan bertingkat, hal ini untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang akan diterima struktur bangunan sehingga bangunan tersebut aman terhadap bahaya roboh.

JENIS-JENIS BAHAN PEMBENTUK DINDING
1. Bata merah
2. Batako
3. Papan kayu
4. Anyaman Bambu
5. Kulit pohon
dan lain sebagainya.

Masalah yang dijumpai pada dinding dari bata merah atau batako pada murah modern adalah dinding terbelah dan retak-retak. Dari pola retak yang terjadi dapat diketahui penyebabnya. Pada retak struktural misalnya, pola retak bisa berbentuk diagonal, horisontal, dan vertikal. Pola retak diagonal disebabkan dinding terkena gaya geser (gaya gempa). Pola retak horisontal disebabkan dinding terkena gaya permukaan, seperti gaya gempa dan atau gaya tekanan air tanah. Sedangkan pola retak vertikal disebabkan pondasi atau sloof mengalami penurunan (settlement).

Retak Non struktural, yaitu retak kecil (rambut) yang diakibatkan oleh plesteran dinding terkena suhu ekstrim dan perubahan cuaca. Selain itu pada pola non struktural didapat pola retak tidak beraturan dan panjang-panjang yang disebabkan kesalahan pada proses pengerjaan. Ada juga yang pola retaknya terdapat dekat  kusen atau rooster, yang disebabkan oleh pemuaian 2 bahan yang tidak sama yaitu kayu dengan plesteran atau rooster dengan plesteran.

RETAK DINDING

Retak Rambut pada Dinding Interior
Retak rambut ini mempunyai pola retak tidak beraturan dengan ukuran celah berukuran kecil, umumnya terjadi di dalam rumah.
Penyebab Retak Rambut pada Interior ini adalah:
1. Unsur-unsur  pembentuk bahan plesteran tidak homogen. Pasir yang tidak bersih dan masih mengandung lumpur.
2. Pengacian belum waktunya dilakukan pada umur plesteran. Pengacian baru dapat dilakukan minimal 2 (dua) minggu setelah plesteran.
Cara Mengatasi Retak Rambut tersebut adalah:
1. Pola retak diperbesar menggunakan kape (scratch)
2. Tutup retakan dengan plamir tembok
3. Setelah plamir tembok mengering, amplas permukaannya kemudian lakukan pengecatan.

Retak Dinding Akibat Material Lain
Retakan akibat material lain ini biasanya terjadi di sudut, atau di sepanjang material lain tersebut.
Penyebabnya karena ada proses pemuaian pada material yang berbeda (tidak sejenis) contoh : kayu kusen yang tidak benar-benar kering, gypsum yang pada saat mobilisasi dan pemasangan yang kurang kering benar atau bahkan bahan lain (kaca) mudah memuai. Akibatnya pada saat terjadi pemuaian akan terjadi proses saling desak antar material yang berbeda tersebut dan mengakibatkan retakan.
Cara perbaikannya:
1. Tambal retakan dengan wall filler
2. Setelah kering, amplas dinding hingga rata dengan permukaan yang lama.
3. Lakukan pengecatan.

MENCEGAH TERJADINYA RETAK PADA DINDING
1. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya retak pada dinding, gunakanlah bahan penyusun plesteran yang berkualitas baik, yaitu semen kualitas yang baik (tidak mengumpal), pasir kualitas baik cara sederhana yang dapat dilakukan dengan menggenggam pasir, akan terasa perbedaan jika pasir kasar dan tajam maka pasir tersebut bagus untuk plesteran. Siram terlebih dahulu pasir sehari sebelum digunakan hal ini akan membuat lumpur turun ke bawah dan pasir menjadi bersih dari lumpur tersebut.
2. Alternatif, plesteran berkualitas baik sudah banyak tersedia di toko bangunan yaitu plester instan yang memiliki campuran lebih homogen/merata dan daya rekat tinggi. Meskipun harganya relatif mahal tetapi jika digunakan sesuai petunjuk yang tercantum dalam kemasannya maka akan diperoleh mutu dengan kualitas baik.
3. Memberi waktu yang cukup antara proses plesteran dan pengacian, kurang lebih 2 (dua) minggu hingga 20 hari dapat mencegah retakan pada dinding. hati-hati bila mengerjakan pada musim hujan, diperlukan waktu pengeringan yang lebih lama.
4. Proses pengadukan antara semen, pasir dan air harus homogen/merata untuk mencegah keretakan. Untuk area basah misalkan kolam atau kamar mandi, campuran semen : pasir umumnya 1 Semen : 2 Pasir atau 1 Semen : 3 Pasir. Sedangkan untuk area normal campuran semen : pasir umumnya 1 Semen : 5 Pasir atau 1 Semen : 6 Pasir.

sumber : dwikusumadpu.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar