Perubahan cuaca dari musim
hujan ke musim kemarau, perbedaan suhu dari dingin menjadi panas adalah hal
yang lazim kita rasakan dalam kehidupan ini. Kondisi perubahan ini membawa
pengaruh terhadap rumah dan bangunan di mana kita tinggal dan beraktifitas.
Pernahkah
anda mengalami kebocoran atap? Pernahkah anda memperhatikan retak-retak pada
dinding? Hal tersebut timbul salah satu faktor pemicunya adalah perubahan cuaca
dalam hal ini adalah suhu atau temperatur. Pada tulisan saya kali ini, saya
mencoba mengamati retak pada dinding.
DINDING
Semua tentu mengenal istilah dinding, sewaktu kita masih kecil akrab sekali dengan lagu “cicak-cicak di dinding” bukan?. Ya, Dinding adalah salah satu komponen dalam bangunan atau rumah. Dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:
Semua tentu mengenal istilah dinding, sewaktu kita masih kecil akrab sekali dengan lagu “cicak-cicak di dinding” bukan?. Ya, Dinding adalah salah satu komponen dalam bangunan atau rumah. Dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:
1. Pelindung dari pengaruh
di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas.
2. Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan belakang.
2. Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan belakang.
3. Penambah keindahan pada
bangunan, pada rumah dan bangunan modern seringkali tampilan dinding luar
diekspose sedemikian rupa untuk menambah daya tarik suatu bangunan tersebut.
4. Pembentuk daerah fungsi (zoning)
dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruang dapur dan ruang-ruang lainnya
dipisahkan oleh dinding dan masing-masing ruangan memiliki funsi yang berbeda.
5. Pada struktur bangunan
tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear wall), Umumnya
terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak teratur dan bertingkat, hal ini
untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang akan diterima struktur bangunan
sehingga bangunan tersebut aman terhadap bahaya roboh.
JENIS-JENIS BAHAN PEMBENTUK
DINDING
1. Bata merah
2. Batako
3. Papan kayu
4. Anyaman Bambu
5. Kulit pohon
dan lain sebagainya.
2. Batako
3. Papan kayu
4. Anyaman Bambu
5. Kulit pohon
dan lain sebagainya.
Masalah
yang dijumpai pada dinding dari bata merah atau batako pada murah modern adalah
dinding terbelah dan retak-retak. Dari pola retak yang terjadi dapat diketahui
penyebabnya. Pada retak struktural misalnya, pola retak bisa berbentuk
diagonal, horisontal, dan vertikal. Pola retak diagonal disebabkan dinding
terkena gaya geser (gaya gempa). Pola retak horisontal disebabkan dinding
terkena gaya permukaan, seperti gaya gempa dan atau gaya tekanan air tanah.
Sedangkan pola retak vertikal disebabkan pondasi atau sloof mengalami penurunan
(settlement).
Retak Non struktural, yaitu
retak kecil (rambut) yang diakibatkan oleh plesteran dinding terkena suhu
ekstrim dan perubahan cuaca. Selain itu pada pola non struktural didapat pola
retak tidak beraturan dan panjang-panjang yang disebabkan kesalahan pada proses
pengerjaan. Ada juga yang pola retaknya terdapat dekat kusen atau
rooster, yang disebabkan oleh pemuaian 2 bahan yang tidak sama yaitu kayu
dengan plesteran atau rooster dengan plesteran.
RETAK DINDING
Retak Rambut pada Dinding
Interior
Retak rambut ini mempunyai
pola retak tidak beraturan dengan ukuran celah berukuran kecil, umumnya terjadi
di dalam rumah.
Penyebab Retak Rambut pada
Interior ini adalah:
1. Unsur-unsur pembentuk bahan plesteran tidak homogen. Pasir yang tidak bersih dan masih mengandung lumpur.
2. Pengacian belum waktunya dilakukan pada umur plesteran. Pengacian baru dapat dilakukan minimal 2 (dua) minggu setelah plesteran.
1. Unsur-unsur pembentuk bahan plesteran tidak homogen. Pasir yang tidak bersih dan masih mengandung lumpur.
2. Pengacian belum waktunya dilakukan pada umur plesteran. Pengacian baru dapat dilakukan minimal 2 (dua) minggu setelah plesteran.
Cara Mengatasi Retak Rambut
tersebut adalah:
1. Pola retak diperbesar menggunakan kape (scratch)
2. Tutup retakan dengan plamir tembok
3. Setelah plamir tembok mengering, amplas permukaannya kemudian lakukan pengecatan.
1. Pola retak diperbesar menggunakan kape (scratch)
2. Tutup retakan dengan plamir tembok
3. Setelah plamir tembok mengering, amplas permukaannya kemudian lakukan pengecatan.
Retak Dinding Akibat
Material Lain
Retakan akibat material
lain ini biasanya terjadi di sudut, atau di sepanjang material lain tersebut.
Penyebabnya karena ada
proses pemuaian pada material yang berbeda (tidak sejenis) contoh : kayu kusen
yang tidak benar-benar kering, gypsum yang pada saat mobilisasi dan pemasangan
yang kurang kering benar atau bahkan bahan lain (kaca) mudah memuai. Akibatnya pada
saat terjadi pemuaian akan terjadi proses saling desak antar material yang
berbeda tersebut dan mengakibatkan retakan.
Cara perbaikannya:
1. Tambal retakan dengan wall filler
2. Setelah kering, amplas dinding hingga rata dengan permukaan yang lama.
3. Lakukan pengecatan.
1. Tambal retakan dengan wall filler
2. Setelah kering, amplas dinding hingga rata dengan permukaan yang lama.
3. Lakukan pengecatan.
MENCEGAH TERJADINYA RETAK
PADA DINDING
1. Pencegahan yang dapat
dilakukan untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya retak pada dinding,
gunakanlah bahan penyusun plesteran yang berkualitas baik, yaitu semen kualitas
yang baik (tidak mengumpal), pasir kualitas baik cara sederhana yang dapat
dilakukan dengan menggenggam pasir, akan terasa perbedaan jika pasir kasar dan
tajam maka pasir tersebut bagus untuk plesteran. Siram terlebih dahulu pasir
sehari sebelum digunakan hal ini akan membuat lumpur turun ke bawah dan pasir
menjadi bersih dari lumpur tersebut.
2. Alternatif, plesteran berkualitas baik sudah banyak tersedia di toko bangunan yaitu plester instan yang memiliki campuran lebih homogen/merata dan daya rekat tinggi. Meskipun harganya relatif mahal tetapi jika digunakan sesuai petunjuk yang tercantum dalam kemasannya maka akan diperoleh mutu dengan kualitas baik.
3. Memberi waktu yang cukup antara proses plesteran dan pengacian, kurang lebih 2 (dua) minggu hingga 20 hari dapat mencegah retakan pada dinding. hati-hati bila mengerjakan pada musim hujan, diperlukan waktu pengeringan yang lebih lama.
4. Proses pengadukan antara semen, pasir dan air harus homogen/merata untuk mencegah keretakan. Untuk area basah misalkan kolam atau kamar mandi, campuran semen : pasir umumnya 1 Semen : 2 Pasir atau 1 Semen : 3 Pasir. Sedangkan untuk area normal campuran semen : pasir umumnya 1 Semen : 5 Pasir atau 1 Semen : 6 Pasir.
2. Alternatif, plesteran berkualitas baik sudah banyak tersedia di toko bangunan yaitu plester instan yang memiliki campuran lebih homogen/merata dan daya rekat tinggi. Meskipun harganya relatif mahal tetapi jika digunakan sesuai petunjuk yang tercantum dalam kemasannya maka akan diperoleh mutu dengan kualitas baik.
3. Memberi waktu yang cukup antara proses plesteran dan pengacian, kurang lebih 2 (dua) minggu hingga 20 hari dapat mencegah retakan pada dinding. hati-hati bila mengerjakan pada musim hujan, diperlukan waktu pengeringan yang lebih lama.
4. Proses pengadukan antara semen, pasir dan air harus homogen/merata untuk mencegah keretakan. Untuk area basah misalkan kolam atau kamar mandi, campuran semen : pasir umumnya 1 Semen : 2 Pasir atau 1 Semen : 3 Pasir. Sedangkan untuk area normal campuran semen : pasir umumnya 1 Semen : 5 Pasir atau 1 Semen : 6 Pasir.
sumber :
dwikusumadpu.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar